Memilih Lensa DSLR



Kelebihan utama SLR digital adalah lensa yang bisa digonta-ganti untuk disesuaikan dengan jenis foto yang dikehendaki. Dengan menambahkan lensa khusus, SLR digital akan mampu menghasilkan
kualitas foto kualitas foto yang sangat menarik dengan efek yang kreatif yang tidak memungkinkan pada kamera kompak. Gunakan lensa wide-angle untuk pemandangan dengan bidang yang luas atau macro lens untuk extreme close-up – terdapat berbagai macam lensa yang tersedia untuk semua system kamera, dengan harga yang bervariasi mulai dari yang terejangkau hingga yang menguras isi dompet.
Kebanyakan DSLR dijual satu paket dengan lensanya, biasanya disebut “kit lens”. Lensa ini biasanya merupakan lensa dengan kualitas zoom entry-level yang didesign untuk umum atau shooting sehari-hari. Ukuran yang umum adalah lens kit 18-55mm, yang merupakan lensa dengan panjang standar. Alternative lainnya, anda bisa membeli body dan membeli lensa secara terpisah, yang sesuai dengan gaya fotografi anda.

Jenis-jenis lensa SLR digital
Lensa biasanya dikelompokkan ke dalam jenis-jenis yang berbeda berdasarkan focal length-nya
-        Standar (35mm – 85mm) – memiliki pembesaran yang hampir setara dengan mata manusia. Lensa ini merupakan lensa yang fleksibel yang dapat digunakan  dalam fotografi umum, akan tetapi, secara khusus, lensa ini merupakan pilihan yang pas untuk gambar portrait.
-        Wide angle (28mm atau kurang) – lensa ini merupakan lensa yang paling pas untuk gambar landscape, architecture atau group shot. Lensa wide angle memungkinkan anda mengabadikan bidang yang luas dalam sekali jepret. Lensa ini juga pas digunakan untuk indoor shot terutama ketika tidak cukup ruang untuk berdiri saat mengambil gambar. Semakin pendek focal length-nya, semakin besar jangkauannya. Lensa yang tersedia dengan wide angle di antaranya 12mm, 11mm, dan 10mm.
-        Telephoto (100mm – 300mm) – sangat pas untuk sport, action, dan fotografi wildlife. Lensa telephoto memungkinkan anda untuk lebih dekat dengan subjek sementara secara fisik anda aman di tempat yang jauh. Lensa telephoto ukuran sedang memiliki focal length antara 85mm dan 135mm, sementara lensa telephoto ukuran panjang antara 135mm dan 300mm. Lensa dengan focal length di atas 300mm dikenal sebagai lensa telephoto super. Dengan focal length yang relative lebih panjang, lensa-lensa ini umumnya membutuhkan kondisi cahaya yang sesuai dan penggunaan tripod. Sangat penting menggunakan lensa telephoto dengan built-in image stabiliser, karena sedikit getaran tangan saja bisa menimbulkan masalah dalam kondisi zoom
-        Macro lens – Macro lens memungkinkan anda lebih dekat dengan subjek dengan tetap mempertahankan keakuratan titik fokus. Meskipun umumnya digunakan untuk nature photography untuk memotret detail rumit pada bunga, burung dan serangga, focal length ukuran sedangnya juga bisa digunakan untuk foto portratit.

Yang harus diperhatikan dalam memilih lensa SLR digital
  1. Ukuran Lensa
Yang paling penting diperhatikan dalam memilih lensa, tentu saja kompabilitas merk-nya. Karena setiap merk DSLR memiliki ukuran lensa khusus yang hanya sesuai dengan merk kameranya masing-masing. Jadi, misalnya, lensa Canon hanya cocok untuk kamera digital SLR produksi Canon, begitupun lensa Nikon hanya pas untuk kamera produksi Nikon. Akan tetapi, beberapa produsen pihak ketiga seumpama Tamron dan Sigma, memproduksi berbagai lensa yang sesuai dengan empat merk kamera papan atas, termasuk Nikon dan Canon.
  1. Focal Length
Diukur dengan milimeter (mm), focal length merupakan jarak antara sensor kamera dengan lensa ketika subjek foto berada dalam titik fokus yang tajam pada jarak sejauh mungkin dari kamera. Jarak inilah yang menentukan pembesaran lensa dan sudut pengambilan gambar, dimana porsi dari latar akan ditangkap oleh sensor. Dengan focal length yang pendek, misalnya pada lensa wide-angle, harus dekat dengan subyek  agar sesuai dengan frame. Focal lengths yang lebih panjang, biasanya digunakan pada lensa telephoto, memungkinkan pengambilan gambar close-up meskipun dari jarak jauh. Misalnya, lensa Canon 18-55mm memiliki jangkauan zoom optical antara 18-55mm. Angka pertama menunjukkan angle of view, semakin kecil angkanya, semakin besar pula zoomnya. Angka kedua menunjukkan kemampuan zoomnya, semakin besar angkanya, semakin jauh zoomnya. Jarak focal length tercetak pada laras lensa, namun kebanyakan menggunakan focal length tidak lebih dari jarak tersebut. Misalnya pada lensa focal length Canon 18-55mm, terdapat indicator antara 18,24,35, dan 50mm pada laras.
Ukuran Sensor
Kecuali jika anda memiliki DSLR papan atas dengan sensor full-frame, focal length bawaan pada lensa manapun bukanlah focal length yang sesungguhnya sebagaimana yang digunakan pada kamera SLR digital. Kebanyakan SLR digital menggunakan sensor gambar yang lebih kecil, yang hanya mampu menangkap area yang lebih kecil jika dibandingkan dengan DSLR full-frame.
Produsen menggunakan istilah `crop factor` atau Focal Length Multiplier (FLM) pada sensor kameranya untuk menggambarkan bagaimana ukuran sensor mempengaruhi focal length lensa. Kebanyakan SLR digital dengan sensor APS-C memiliki crop factor 1.5x, 1.6x, bahkan 2x. Agar focal length lensa yang sesungguhnya dapat berfungsi dengan baik, maka focal length bawaan, harus digandakan menggunakan crop factor. Jadi, sebagai contoh jika menggunakan lensa 55mm pada DSLR full-frame, maka focal length yang didapat adalah 55mm.
Meskipun menggunakan lensa 55mm pada Canon EOS 7D yang memiliki crop factor 1.6x, maka focal length lensa digandakan 1.6 maka focal lengthnya menjadi 88mm.
Keterbatasan pandangan, memiliki kekurangan tersendiri, mentransformasikan lensa ultra- wide menjadi wide dan lensa wide-angle focal length standard. Tetapi, crop factor hanya digunakan oleh fotografer yang membutuhkan lensa telephoto.  Lensa 300mm pada DSLR dengan 1.6 crop factor, dapat menghasilkan perbesaran gambar yang sama dengan DSLR yang menggunakan lensa telephoto 480mm.
Aperture size (f-stop)
Layaknya perubahan ukuran pupil mata yang berdasarkan pada berapa banyaknya cahaya yang mesuk pada mata, aperture adalah sebuah lubang yang bisa disesuaikan yang terdapat pada lensa kamera yang bisa diperbesar atau diperkecil untuk mengatur seberapa banyak cahaya yang mengenai sensor. Pada mode otomatis, aperture camera diatur secara otomatis sesuai dengan jumlah cahaya yang memasuki lensa. Jika kamera yang digunakan adalah mode manual, maka aperture dapat diatur sesuai keinginan.
Perubahan ukuran aperture dapat memberikan perbedaan jumlah `depth of field (DOF)`. Depth of field (DOF) adalah ukuran seberapa jauh bidang fokus dalam foto.  Semakin besar aperture, semakin kecil bidang fokusnya dan akan mendapatkan gambar latar depan yang tajam dan latar belakang yang diblur. Aperture yang kecil memberikan titik focus yang lebih baik yang berarti area titik focus gambar akan lebih luas.
Depth of field yang sempit biasanya digunakan  ketika memotret objeck yang kecil seprti bunga atau serangga dimana latar belakang yang diblur membantu memfokuskan subyek. Juga merupakan teknik yang sangat bermanfaat untuk pengambilan gambar pada posisi portrait.  Depth of field khususnya digunakan ketika memotret pemandangan dimana elemen kedua latar depan dan latar belakang keduanya harus focus.
Ukuran aperture juga disebut f-stop, dan ukurannya ditunjukkan dengan huruf f dan angka, misalnya f2.8 dan f22.
Semakin kecil f-stopnya, semakin besar aperturenya dan semakin sedikit depth of field yang didapat, f1.8 dan f1.4 merupakan contoh dari f-stop kecil, meskipun anda hanya akan menjumpai aperture yang besar pada lensa focal-length fix tanpa zoom.
Ukuran aperture dapat diubah menggunakan control kamera SLR digital, meskipun setiap lensa memiliki ukuran aperture maksimum dan minimum, dimana kamera mendeteksi secara otomatis. Aperture maksimum biasanya sudah terdapat pada lensa.
Vibra Reduction / Image stabilisation
Berfungsi untuk sebagai stabilizer atau mengurangi getaran tangan saat digunakan. Pada kamera disingkat dengan dengan VR (Vibra Reduction), IS (Image Stabiliser) atau atau OS (Optical Stabilisation. Lensa dengan fitur ini lebih mahal dari pada tanpa fitur IS, VR atau OS. Tetapi beberapa kamera sudah memliki fitur sensor Stabiliser sendiri guna mengatur getaran. Stabiliser sangat dibutuhkan untuk shutter speed untuk menangkap subyek, memotret pada kondisi low light, memotret pada kondisi low light. 

sumber : fotografi. asia 
Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...